Kategori

Jumat, 24 Februari 2012

Ban Slick

Pernah melihat permukaan ban yang rata tanpa alur? Ya, itulah yang disebut dengan ban slick.
Perlu diketahui, ban slick memang lebih baik dalam hal luas penampang yang mengalami kontak dengan jalan, juga biasanya menggunakan kompon yg lebih lunak dengan grip yang lebih baik.

Tapi bukan berarti mutlak lebih baik. kembali pada cara berkendara dan penguasaan kendaraan. jika penguasaan kendaraan cukup baik, sebenarnya tidak perlu menggunakan ban slick juga sudah cukup aman, mengingat sebenarnya ban slick diciptakan untuk keperluan balap. Bahkan beberapa bulan yang lalu ketika latihan di sirkuit Kenjeran ada yg pake ban slick, tapi masih bisa terjatuh, padahal untuk penguasaan motor, dia sudah cukup baik..

Jadi jangan mentang2 sudah pake ban slick bisa seenaknya ngegas tanpa konsentrasi penuh, apalagi ngeremehin tikungan.. belom lagi ban slick tidak punya alur untuk mengalirkan/membelah air diwaktu jalan basah/kondisi hujan. Tapi ini bukan mengartikan bahwa ban slick itu jelek lho ya..

Lalu bagaimana caranya kita mengetahui kapan ban slick itu "habis"? kan tidak ada alurnya.

"Untuk ban slick Indikator keausan ban berbentuk cekungan atau menyerupai lubang dengan diameter tertentu pada bagian telapak atau crown ban." jelas pihak pembicara salah satu merk ban di Indonesia.
Ban Slick

Ban Biasa


Jadi pada ban slick tidak benar-benar rata, tapi ada beberapa cekungan-cekungan kecil sebagai TWI-nya. Kalau cekungan itu sudah hampir rata / tidak kelihatan, berarti kompon ban sudah habis. Sama halnya dengan ban biasa yang ditunjukkan oleh alur yang sudah hampir rata juga. Berlaku untuk sepeda motor, mobil, maupun gokart.

Sabtu, 18 Februari 2012

Banjir? Mesin Mati?

Musim hujan kadang menimbulkan banjir. Dan seperti yang kita tahu, banjir merupakan salah satu musuh besar bagi kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor.
Ketika melewati jalanan banjir, banyak lho yang motornya tiba-tiba mogok. Apa yang harus kita lakukan?

Langkah pertama ketika motor mogok setelah menerjang banjir adalah tetap tenang dan cari tempat teduh, terang, dan aman yang memungkinkan kita leluasa memeriksa tunggangan kita.
Siapkan peralatan yang biasanya menjadi bawaan standar motor seperti obeng atau kunci busi.
(Hayo ngaku, siapa yang kunci-kuncinya suka ditinggal di rumah, hehe)

Lalu periksalah busi motor kita. Biasanya busi paling rentan jika terkena banjir. Keringkan busi dan ruang busi yang ada di mesin. Caranya tempatkan kain kering ke lubang busi, gunakan obeng untuk menahannya dan gunakan kick starter beberapa kali untuk membiarkan dorongan dari mesin mendorong air keluar.

Periksa juga saringan udara motor kita. Kadang komponen ini basah terkena banjir, bila dipaksakan akan membuat motor 'brebet' kalau dinyalakan nanti.
Bila bagian dalam saringan udara yang biasanya berbentuk busa atau saringan terlihat basah, maka untuk sementara copot saja saringan udara tersebut. Baru setelah sampai di rumah saringan udara itu dikeringkan dan dipasang kembali.
Setting ulang setelan angin yang ada di karburator. Gunakan obeng untuk melakukannya dan perhatikan bunyi dan reaksi mesin motor untuk menemukan settingan yang tepat.
Coba nyalakan dan kembalilah beraktivitas. Tapi setelah sampai di kantor atau di rumah jangan lupa jemur dan angin-anginkan saringan udara tadi, setelah dirasa kering, pasang lagi seperti semula. Dan tentunya setting ulang setelan angin karburatornya.

Dan yang tidak kalah penting, periksa oli mesin. Sebab biasanya ketika banjir terjadi, air bisa merembes ke ruang oli yang akan membuat oli tercampur dengan air. Ketika itu terjadi, warna oli biasanya berubah menjadi putih.

Jangan panik!
Untuk langkah awal, kuras ruang oli motor kita. Bisa dilakukan sendiri di rumah.
Caranya, siapkan wadah untuk oli yang sudah memutih itu. Keluarkan oli tersebut. Setelah itu, belilah 1 liter bensin dan tuangkan setengahnya ke ruang oli. Lalu gunakan kembali kick starter untuk memompa bensin ke saluran oli yang kemungkinan juga sudah dimasuki air. Hal itu berguna untuk mendorong air keluar dan berkumpul di ruang oli.

Setelah kick starter beberapa kali, keluarkan bensin tersebut dari ruang oli melalui lubang di bawah mesin, tempat oli biasa dikeluarkan ketika ganti oli. Kemudian lakukan hal yang sama dengan setengah liter bensin yang tadi tersisa.
Lalu setelah semua selesai dan bila memiliki kompresor, semprotlah ruang oli itu dengan angin. Setelah itu, masukkan oli baru ke ruang yang baru di bersihkan tadi. Dan motor kita telah siap sedia.

Setelah 2-3 hari, periksa kembali oli mesin, apakah memutih, bila iya, berarti masih ada air yang tersisa. Ganti kembali oli tadi.
Jangan lupa, datanglah ke bengkel langganan untuk pendapat perawatan lebih lanjut.

Selasa, 14 Februari 2012

2 Macam Setelan Rantai Motor

Ada seorang teman Cornering Indonesia (Surabaya) yang mengeluh tentang setelan rantai motor.
"Bisa-bisa setiap 2 minggu sekali sudah minta disetel ulang," katanya.
Tapi bukan kendor karena usia, begitu disetel ulang justru sebenarnya sama seperti setelan terakhir sebelumnya.

"Setelan rantai umumnya kan ada setrip-setrip buat ukurannya. Jadi misal bulan lalu disetel di setrip nomor 2, sekarang pas nyetel lagi, kembali lagi ke setrip nomer 2," Artur mencontohkan.
Sumber : foto pribadi


Berawal dari chatting di jam kerja tentang motor Yamaha Vixion. Dia tiba-tiba teringat pernah punya pikiran ngemodif setelen rantai Honda BB (Blade Biru)-nya menjadi seperti punya vixion.
Hampir semua orang sudah tahu, setelan rantai Vixion beda dengan motor-motor keluaran sebelum-sebelumnya. Vixion sudah tidak mengandalkan setelan rantai dengan model mur-baut, tapi menggunakan setelan rantai tipe plat.
Vixion
Sumber : foto pribadi
BB (Blade Biru)
Sumber : foto pribadi

Ya, yang dia ungkapkan memang benar, dia merasa setelan model mur-baut bisa mudah bergeser karena tarikan rantai (gaya tegangan tali) yang seharusnya disalurkan ke roda untuk menggerakkan motor. Konstruksi setelan mur-baut memang lebih mudah bergeser daripada setelan tipe plat.
Sumber : foto pribadi


Memang benar, tetapi setelan tipe plat bukan berarti lebih baik daripada setelan mur-baut. Justru ada kelemahan dibalik keunggulan setelan tipe plat, karena dapat menahan kuat as roda belakang dari tegangan rantai, maka hentakan rantai yang keras akan ditahan oleh rantai itu sendiri. Akibatnya rantai lebih mudah melar dan jadi kendor. Untuk pemakaian yang agresif, bisa jadi sering minta disetel ulang seperti kasus pada BB (Blade Biru) tadi. Bedanya BB kendor karena as roda geser, kalo Vixy kendor karena rantai melar.

Dari situ justru bisa dibilang setelan rantai model lama (mur-baut) jika penggunaan motor agak agresif dalam buka tutup gasnya, tapi bukan berarti mutlak lebih baik. Dikatakan lebih baik karena bisa membuat usia rantai lebih lama, karena beban tegangan rantai yang berlebih hanya akan menggeser sedikit sumbu roda belakang, bukan membuat rantai melar. Memang agak repot kalau dalam satu bulan bisa dua kali setel rantai, tapi kan rantai bisa lebih awet.
Tau kan, ane yang mana?
Sumber : koleksi pribadi

Oh iya, ini berlaku kalau penggunaan motor menengah ke atas, maksudnya antara agak agresif sampai bahkan untuk rolling hard. Kalau sehari-hari berkendara dengan santai atau sekedar rolling thunder, setelan tipe plat bisa dibilang lebih baik karena beban tegangan rantai tidak terlalu besar sehingga tidak "merusak" rantai, juga frekuensi setel rantai bisa lebih jarang karena sumbu roda belakang tidak mudah bergeser.