Diwujudkan? Dibangun?
karena di situ tertulis "Pengerjaan dimulai setelah pembangunan stadion selesai, tepatnya tahun 2013" kemungkinan besar harapan kami para pecinta otomotif di Surabaya untuk adanya sirkuit baru di Surabaya akan terwujud.
Oke, satu masalah bisa dianggap beres.
Tapi, apakah sirkuit yang baru itu akan dapat memuaskan warga Surabaya dan khususnya para pecinta otomotif?
Dimulai dari saya pribadi. Sebagai pengguna rutin sirkuit yang ada di areal Pantai Ria Kenjeran, saya merasa kualitas sirkuit di situ kurang. Aspal banyak yang retak dan berlubang, menurut saya yang tidak paham material jalan ini paling cuma bisa bilang kualitas dan campuran aspalnya masih kutang cocok untuk lintasan balap.
Kedua dari saya, mengenai lebar jalur yang kurang, dan pengamanan sekeliling sirkuit yang masih seadanya. Siruit PARK Kenjeran hanya cocok digunakan untuk motor kecil dan gokart saja. Sebagai pendiri dari komunitas Precision Driving Indonesia, saya ingin memasukkan mobil ke dalam sirkuit. dalam hal ini bukan untuk balapan, tapi lebih melatih penguasaan dan ketepatan dalam mengemudikan mobil. Ya sama halnya dengan komunitas Cornering Indonesia yang bisa dikunjungi di www.cornering-indonesia.com bedanya kalo Cornering Indonesia ini untuk roda dua.
Ya, itu memang benar-benar dari pemikiran saya pribadi.
Di samping itu, teman-teman saya banyak juga dari pecinta otomotif lainnya. Ambil contoh salah seorang teman kuliah saya yang berasal dari Gresik bernama Rico Pradiantoro. Dia sangat tertarik dengan balap Time Attack, balap mobil bergantian yang mengejar waktu tercepat. Dimana itu bisa terjadi bila dibuat sirkuit yang layak digunakan untuk mobil, dari segi lebar lintasan dan pengamanan di sekeliling sirkuit yang memadai untuk mobil.
Sekarang dari komunitas Cornering Indonesia sendiri. Selain untuk ganti suasana, kami juga membutuhkan kenyamanan dan keamanan ketika berlatih di sirkuit. Kami juga ingin latihan di sirkuit yang besar seperti di Sentul, Bogor. Di samping keinginan itu, kami juga merasa Indonesia membutuhkan sirkuit bertaraf internasional, benar-benar internasional, bukan hanya internasional wanna be. Saya rasa semua juga tahu kenapa motoGP tidak diadakan di Indonesia lagi.
Ada seorang anggota Cornering Indonesia yang terinspirasi dari sirkuit Sentul. Dia berharap sirkuit baru ini besar tapi double track, jadi di dalamnya ada sirkuit serupa dengan ukuran yg lebih kecil mengikuti bentuk sirkuit besar. jadi bisa dipakai gokart atau motor-motor kecil. Saya sendiri setuju dengan ini karena sepertinya berlebihan kalo bikin sirkuit seperti Twin Ring Motegi, Jepang.
Yang sedikit berbeda dari yang sudah disebutkan, kali ini giliran pecinta balap liar. Mereka lebih suka balap drag atau balap trek lurus. Berarti perlu juga beberapa lintasan lurus 201 meter dan 402 meter yang juga bisa digunakan untuk mobil. Di samping jalur drag utama, sebaiknya dibuatkan beberapa juga jalur drag yang lain yang dibuka untuk umum (gratis), untuk menampung para pembalap liar yang jumlahnya sangat banyak, agar tidak ugal-ugalan. Kenapa gratis? Ya karena saya sendiri paham kalau para pembalap liar tidak akan mau memakai lintasan yang bayar. Buktinya mereka lebih memilih jalan raya yang gratis.
Mengenai biaya pakai sirkuit, menurut saya juga dibuat murah saja. Buat apa mahal-mahal malah bikin sepi. Kalo murah kan jadi banyak yang pakai. Justru bisa lebih banyak yang didapatkan untuk biaya perawatan.
Terakhir, saya ingin sekali dalam perencanaan sirkuit ini melibatkan para pengguna seperti yang saya sebutkan di atas, jadi benar-benar sesuai kebutuhan. Jangan sampai deh, sirkuit jadi tapi banyak yang protes.
Semoga bu Wali baca dan paham akan tulisan ini.
informasi dalam blog ini sangat bagus dan layak di publikasikan serta dibaca khalayak ramai.
BalasHapusthank's infonya..
BalasHapus