Perlu diketahui, ban slick memang lebih baik dalam hal luas penampang yang mengalami kontak dengan jalan, juga biasanya menggunakan kompon yg lebih lunak dengan grip yang lebih baik.
Tapi bukan berarti mutlak lebih baik. kembali pada cara berkendara dan penguasaan kendaraan. jika penguasaan kendaraan cukup baik, sebenarnya tidak perlu menggunakan ban slick juga sudah cukup aman, mengingat sebenarnya ban slick diciptakan untuk keperluan balap. Bahkan beberapa bulan yang lalu ketika latihan di sirkuit Kenjeran ada yg pake ban slick, tapi masih bisa terjatuh, padahal untuk penguasaan motor, dia sudah cukup baik..
Jadi jangan mentang2 sudah pake ban slick bisa seenaknya ngegas tanpa konsentrasi penuh, apalagi ngeremehin tikungan.. belom lagi ban slick tidak punya alur untuk mengalirkan/membelah air diwaktu jalan basah/kondisi hujan. Tapi ini bukan mengartikan bahwa ban slick itu jelek lho ya..
Lalu bagaimana caranya kita mengetahui kapan ban slick itu "habis"? kan tidak ada alurnya.
"Untuk ban slick Indikator keausan ban berbentuk cekungan atau menyerupai lubang dengan diameter tertentu pada bagian telapak atau crown ban." jelas pihak pembicara salah satu merk ban di Indonesia.
Ban Slick |
Ban Biasa |
Jadi pada ban slick tidak benar-benar rata, tapi ada beberapa cekungan-cekungan kecil sebagai TWI-nya. Kalau cekungan itu sudah hampir rata / tidak kelihatan, berarti kompon ban sudah habis. Sama halnya dengan ban biasa yang ditunjukkan oleh alur yang sudah hampir rata juga. Berlaku untuk sepeda motor, mobil, maupun gokart.
informasi dalam blog ini sangat bagus dan layak di publikasikan serta dibaca khalayak ramai.
BalasHapus